Selasa, 10 Januari 2017

Komunikasi efektif

"Untuk secara efektif berkomunikasi, kita harus menyadari bahwa kita semua berbeda dalam cara kita memandang dunia, maka gunakanlah pemahaman ini sebagai panduan untuk komunikasi kita dengan orang lain."
-Anthony Robbins-

Berkomunikasi secara efektif mungkin salah satu keterampilan yang paling penting untuk dimiliki. Sebab semua sendi kehidupan diwarnai oleh pola hubungan kita dengan orang lain, komunikasi yang efektif ibarat pelumas yang membuat roda gigi hubungan kita dengan orang lain berjalan efisien dan lancar.

Tanpa komunikasi, kita tidak dapat belajar dari orang lain, dan tidak bisa membantu orang lain memahami sudut pandang kita, yang pada akhirnya dapat membuat keberadaan kita menjadi frustasi dan mungkin kesepian.

Cara kita berkomunikasi dengan orang lain akan menentukan apakah hubungan persahabatan, dinamika keluarga, atau hubungan pekerjaan kita berjalan dengan baik, dan bergerak maju.

Komunikasi yang efektif mengarah ke hubungan yang sehat, bahagia dan lebih bebas.

"Pada titik tertentu dalam hubungan komunikasi, kita tak perlu peduli tentang yang orang katakan kepada kita, namun yang lebih penting adalah apa yang kita katakan kepada diri sendiri ketika hal-hal tersebut dikatakan kepada kita"

Tidak peduli bagaimana kata-kata yang kita terima, ketika setiap interaksi menginspirasi kita untuk mencintai hati kita sendiri dan menanggapi setiap pertemuan secara lebih dalam, maka tujuan tertinggi komunikasi telah ditemukan.

Komunikasi yang efektif bukan hanya sebuah cara berbagi kebenaran kita dengan orang lain, tetapi cara belajar bagaimana menanggapi diri dengan kebaikan, kesabaran, penerimaan, dan peduli bahwa karakter tertentu dalam berkomunikasi adalah menahan untuk bersikap yang menyinggung perasaan orang lain.

Berikut lima alat untuk membantu kita dalam menjadi komunikator yang paling efektif yang kita mungkin dapat:

1. Berhenti bicara, mulai mendengarkan..!
"Salah satu bentuk penghormatan yang paling tulus adalah mendengarkan apa yang orang lain katakan." unknown .

Kutipan di atas benar-benar merangkum tentang aspek berkomunikasi secara efektif. Ketika kita mendengarkan orang lain tanpa maksud hanya untuk menunggu giliran kita berbicara dan menanggapi, namun karena kita benar-benar mendengarkan secara tulus orang yang sedang berbicara, maka ini adalah salah satu bentuk penghormatan yang paling berharga untuk orang yang sedang kita ajak komunikasi.

Kadang orang hanya ingin didengarkan, dan tak peduli dengan bagaimana cara berempati saat berkomunikasi. Komunikator yang efektif tahu kapan harus mendengarkan dan kapan waktunya untuk memberikan saran atau menjelaskan.

2. Jujurlah tentang perasaan Anda, tanpa perlu menyalahkan.
Satu-satunya hal yang benar-benar kita miliki adalah perasaan kita sendiri. Ketika kita tetap setia pada fakta ini, kita membiarkan diri kita merasa bebas dan berbicara tentang perasaan kita tanpa menyalahkan orang lain.

Sangat penting untuk diingat bahwa persepsi kita tentang situasi mungkin bukan kebenaran mutlak. Kita dapat mengatakan bagaimana kita merasa tentang sesuatu tanpa menunjuk jari pada orang lain.

Selama kita tetap berpegang pada kebenaran kita, maka kita akan menemukan bahwa ada kemungkinan besar penjelasan yang masuk akal di balik perilaku orang lain dan 9 kali dari 10 perilaku mereka tidak ada hubungannya dengan kita secara pribadi.

Jika kita memahami bahwa setiap orang melakukan yang terbaik dari tingkat kesadaran yang mereka miliki dalam melakukan penilaian, maka kita tak perlu menyalahkan atas penilaian mereka.

Ini tidak berarti kita harus membiarkan diri kita dianiaya dan dilecehkan, tapi yang perlu kita lakukan hanyalah berempati dan memafkan kepada mereka yang telah mengatakan hal-hal yang menyakiti kita.

3. Jangan membuat asumsi
"Jangan pernah berasumsi. Kita harus punya keberanian untuk mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan apa yang kita inginkan. Berkomunikasi dengan orang lain sejelas mungkin untuk menghindari kesalahpahaman, kesedihan, dan drama. Dengan memahami hukum yang satu ini, kita benar-benar dapat mengubah hidup kita. "~ Don Miguel Ruiz

Seringkali kita berpikir kita merasa sudah tahu mengapa seseorang melakukan apa yang mereka lakukan, dan karena ini kita merasa dibenarkan dalam melakukan penilaian bahkan penghakiman pada orang lain.

Namun, jika kita tidak mengajukan pertanyaan dan mendapatkan cerita sebenarnya di balik tindakan mereka, maka kita menjalankan risiko meramu cerita dalam pikiran kita sendiri tentang seseorang yang mungkin tidak benar.

Jika kita dapat mengingat berapa kali dalam hidup kita sendiri seseorang yang telah salah paham terhadap kita atau menyalahartikan maksud di balik tindakan kita, maka kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang seberapa sering pula kita mungkin melakukan ini kepada orang lain.

Pada akhirnya, masing-masing dari kita memiliki perspektif yang unik atas diri kita sendiri di dunia ini dan tidak satupun dari kita dapat selalu tahu apa yang sedang terjadi melalui pikiran orang lain ketika mereka bertindak seperti yang mereka lakukan.

Sederhananya, jika kita tidak yakin tentang sesuatu, jangan berasumsi, tapi bertanya.! Dengan mendengar jawaban orang lain untuk pertanyaan kita, maka kita pasti akan belajar sesuatu yang baru dan mendapatkan perspektif yang lebih jelas pada perilaku mereka.

4. Hadirlah dalam percakapan, dan ambil napas.
Dalam sekali waktu, kita pasti kali pernah terjebak dalam kemarahan saat berkomunikasi. Namun, jika kita mengambil waktu untuk membawa diri kembali ke napas kita di saat-saat ini kita akan menyelamatkan diri kekacauan dan drama adu mulut.

Dalam masa frustrasi ekstrim, kita bahkan bisa memaafkan diri kita sendiri untuk mengambil waktu sejenak untuk mengambil napas dalam-dalam sebelum kita melanjutkan argumen.

Pilihan satu ini akan menyelamatkan kita dari membiarkan kemarahan kita mengambil alih dan mencegah kemarahan berikutnya.

Komunikator yang efektif tahu kapan saatnya untuk meninggalkan percakapan. Seringkali, mengambil beberapa waktu off oleh masing-masing pihak membantu untuk berkumpul kembali.

Setelah masing-masing pihak telah tenang (dan memberikan diri waktu atau bahkan berhari-hari jika memang perlu), maka kita dapat kembali memulai pembicaraan awal dengan cara yang lebih efektif. Menanggapi lebih efektif daripada bereaksi.

5. Bersedialah untuk meminta maaf
Ini adalah satu hal yang paling penting yang seseorang dapat lakukan ketika berada dalam sebuah argumen dengan orang lain. Sebagian besar yang orang inginkan adalah permintaan maaf. Mari kita hadapi itu, tidak ada yang sempurna.

Kita semua membuat kesalahan dan kita semua kadang-kadang mengatakan hal-hal yang tidak seharusnya dikatakan. Jika kita cukup rendah hati untuk meminta maaf kepada orang lain kita mampu mengatasi 90% dari masalah.

Kerendahan hati adalah untuk mengetahui bahwa kita tidak selalu sempurna, dan orang-orang akan lebih bersedia untuk mencoba dan memahami sudut pandang kita di masa depan, jika mereka tahu bahwa kita mau mengakui kesalahan.

Dengan hanya mengadopsi lima alat ini dalam hubungan kita dengan orang lain, kita akan menemukan bahwa kita tidak hanya lebih bahagia, tetapi orang-orang akan lebih menghormati kita.

Pada akhirnya, mari kita semua kembali ke aturan emas "untuk memperlakukan orang lain dengan cara yang kita ingin diperlakukan". Dan dengan menggunakan komunikasi yang efektif, kita dapat menciptakan hubungan yang lebih harmonis.

Diterjemahkan dari :
-Fractal Enlightenment-

Tidak ada komentar:

Adventure pucuk merah