Kamis, 30 September 2021

Aku ingin mengenang dan mengingat-ingat momen itu,

Izinkan aku mengenalmu, untuk kesekian kalinya. Aku ingin mendengar nada bicara dan suaramu ketika mengenalkan diri: siapa namamu, dari mana kau berasal, apa yang kau suka dan yang tidak. Aku ingin merasakan kembali indahnya dunia ketika waktu seketika berhenti, dan semesta seolah menghentikan semua aktivitas yang ditakdirkan pada mereka hanya untuk mendengarkanmu bicara.

Bagaimana sebenarnya kejujuran bekerja dalam cinta? Ketika kita memutuskan untuk saling menjauh justru ketika raga ini mendamba kedekatan. Ketika rindu, seberapa pun pekatnya, tetap saja tak tersampaikan. Ya, sejak kali pertama aku mengenalmu, aku percaya bahwa kejujuran tak pernah benar-benar berlaku dalam cinta. Kadang kita menjadi hamba bagi sebuah kepura-puraan—menipu diri dengan rekaan-rekaan yang kita ciptakan sendiri. 

Tak berdarah bukan berarti tiada luka, sebagaimana menangis tak selamanya harus berair mata. 

Bodohnya, kita bersepakat untuk merasakannya berhari-hari. Menikmati luka yang kita cipta tanpa anastesi, menikmati perih yang sesekali bikin kita diam-diam merintih. Dan dalam keterdiaman itu, hanya ada satu doa: suatu saat nanti luka ini akan sembuh dengan sendirinya. 

Barangkali, kelak ketika tiba waktu untuk jujur, kita akan mengaku: kita sama-sama mendamba keteduhan itu—rasa yang tak pernah kita sepakati definisinya. Lalu jarak akan menyusut dengan sendirinya. Seperti lekukan batu yang tercipta oleh tetes demi tetes air, kadang yang kita butuhkan cuma optimisme dan kesabaran. 

Apakah kau percaya hal ini? Bahwa cerita tentang bahagia yang selalu tampak sederhana, itu hanya di permukaan. Sebab di balik itu semua, sesuatu yang rumit terjadi: sebuah kerelaan, upaya mengorbankan ego, atau sebuah upaya menerima segalanya apa adanya saja. 

Jadi, izinkan aku mengenalmu, untuk kesekian kalinya. Aku ingin merasakan kembali bagaimana rasanya pertama kali jatuh cinta kepadamu. 

Aku ingin mengenang dan mengingat-ingat momen itu, sampai aku lupa bahwa pada kenyataanya, kita tengah menjalani sebuah cerita tentang dua manusia lugu yang saling menunggu.

Tidak ada komentar:

Adventure pucuk merah