Sabtu, 10 Juni 2017

Pamer Kedekatan dengan Tuhan

Oleh : Prof. Nadirsyah Hosen.

Tuhan terlepas dari sebab akibat. Tuhan tidak dibebani kewajiban mengabulkan pinta hanya karena kita rajin beribadah.

Sejak kapan Tuhan bisa disogok oleh ibadah kita yang gak ada apa-apanya itu, atau oleh keluh kesah kita yang berisik itu? Tuhan bebas semau Dia.

Kita tidak bisa mengklaim peristiwa ini dan itu terjadi karena doa dan ibadah kita, maka kita tidak bisa pamer terkabulnya doa kita di medsos.

Mengklaim terkabulnya doa atau pamer kedekatan dengan Tuhan itu justru pagar keakuan diri yg bukannya kita hancurkan tapi malah kita tinggikan.

Agama mengajarkan doa kebaikan, kita malah mendoakan orang lain celaka di medsos. Agama mengajarkan kita menebar rahmat, bukan laknat.

Celakanya bukan saja pamer merasa dekat dengan Tuhan, kita juga bersorak atas musibah orang lain, seolah Allah mengazabnya. Tahu dari mana bro?

Tidak ada yang bisa memastikan musibah itu sebagai cobaan atau azab. Tidak ada yang bisa memastikan sukses atau gagal itu akibat doa kita atau orang lain.

Maka dibutuhkan kerendahan hati untuk mendekati Sang Maha Tinggi. Kita harus kosong dari keinginan agar hati kita dipenuhi oleh kehendakNya.

Siapa yang memelihara keinginannya, maka setan akan mengendarainya. Siapa yang berserah diri padaNya, maka Allah akan membimbingnya.

Siapa yang merasa dekat dengan Tuhan, maka Tuhan akan menjauh darinya. Siapa yang merasa suci, maka sejatinya dia sangat kotor.

Semakin dekat kita dengan Tuhan, akan semakin kita merasa kotor, bukan merasa suci; semakin merasa tidak layak, bukan malah pamer koar-koar di medsos.

Yang merasa bertindak atas namaNya, akan dihinakanNya.

Yang merasa hamba padaNya, akan diangkat ke tempat yang mulia.

Yang merasa bodoh, akan ditambahi ilmuNya.

Yang merasa tahu segalanya, akan dipermalukanNya.

Yang merasa faqir, akan diberi.

Sekali lagi, jebakan setan itu amat tipis. Kedekatan dengan Tuhan tidak bisa dipamerkan. Itu rahasia antara kita dengan Tuhan.

Kalau kita pamer rahasia kita dengan Tuhan, artinya kita tidak merasa cukup denganNya, kita seolah masih butuh pengakuan orang lain.

Semoga bulan puasa ini kita semakin menyembunyikan diri kita dalam peluk mesraNya.

Puasa itu ibadah sunyi. Latihan merahasiakan hubungan kita dengan Tuhan.

Tabik,

Tidak ada komentar:

Adventure pucuk merah