Sabtu, 21 Januari 2017

7 alasan salah dalam hubungan.

Kita semua ingin menemukan pasangan jiwa kita, orang-orang yang memahami kita pada tingkat yang mendalam, mengasihi kita, dan mendorong kita untuk menjadi diri kita yang tertinggi. Dari waktu ke waktu kita masuk ke dalam hubungan dengan orang lain dan berharap bahwa mereka akan bisa melakukan hal itu.

Tapi ada dua hal yang sering salah dalam memasuki hubungan : pertama kita menjalin hubungan yang 'salah' dengan orang yang tidak bisa memberikan sesuatu yang kita harapkan tersebut atau kita berada dalam hubungan yang 'benar' tetapi kita membuat kesalahan penting yang dapat merusak hubungan tersebut.

Angka statistik menunjukan bahwa 50% pernikahan di Amerika berakhir dengan perceraian; belum lagi semua hubungan yang belum menikah yang mulai dan berakhir secara konstan.

Tapi mengapa? Mengapa sebagian besar hubungan ditakdirkan untuk gagal, dan apakah yang dilakukan orang-orang itu salah?

Sangat penting untuk dicatat bahwa, ada beberapa kesalahan yang bisa diperbaiki jika kita ingin berada dalam hubungan yang sehat. Jika kita merasa bahwa kita telah membuat salah satu dari kesalahan-kesalahan ini dalam hubungan kita, maka ada ruang untuk memperbaiki.

Beberapa tantangan terbesar dalam hubungan berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan orang masuk hubungan dalam rangka untuk mendapatkan sesuatu: mereka berusaha untuk menemukan seseorang yang akan membuat mereka merasa lebih baik.

Padahal satu-satunya cara agar hubungan dapat bertahan adalah ketika kita melihat hubungan tersebut sebagai tempat yang kita ingin datangi untuk memberi, dan bukan tempat yang kita datangi untuk mengambil. --Anthony Robbins-

Berikut adalah 7 kesalahan umum yang terjadi dalam suatu hubungan:

1. Tidak menghormati perjalanan suatu hubungan.
Ini berarti bahwa ketika masa sulit datang, satu pasangan (atau keduanya,) tidak mengetahui bahwa setelah masa sulit datang adalah saat yang paling berharga memperkuat satu hubungan.

Ini juga bisa berarti bahwa mereka tidak mau menerima kekurangan alami masing-masing dan kecewa ketika mereka telah melewati fase bulan madu, dan melihat bahwa pasangan mereka hanya seorang manusia biasa dan bukan dewa yang sempurna.

2. Tidak memberikan ruang kebebasan bagi suatu perubahan.
Ini berarti bahwa mereka datang bersama-sama dan mengharapkan yang lain untuk sama seperti mereka. Hal ini sangat menyesatkan, karena semua manusia memiliki kebutuhan untuk berubah dari hari ke hari untuk menemukan diri secara keseluruhan.

Tidak mungkin untuk memaksa orang lain turun ke harapan tertentu, apakah itu sosial, atau pribadi, sesuai apa yang menjadi keinginan kita. Karena masing-masing pasangan idealnya harus senang melihat mekarnya pasangannya dan bebas menjadi diri mereka sendiri sepenuhnya.

Upaya memaksa orang lain bagi perkembangannya berdasarkan frame berpikir kita adalah penyumbatan emosional yang tidak bisa, dan seharusnya tidak boleh ada dalam suatu hubungan yang sehat, di manapun.

3. Tidak komit.
Ini berarti bahwa mereka memulai suatu hubungan seolah mengatakan, "Saya ingin bersama Anda, dan melihat kemana hubungan ini akan pergi," padahal yang sebenarnya dipikirkan adalah "Saya ingin bersama Anda sampai sesuatu yang lebih baik datang."

Ini tidak menjadikan hubungan berkembang pada potensi yang sebenarnya, karena mata mereka terus mengembara untuk melihat apa lagi yang lebih baik yang ada di luar sana.

Hal ini juga menyebabkan mereka melihat pasangannya dan berpikir bahwa pasangannya tidak bisa menjadi yang ideal berdasarkan nilai-nilai dan dinamika dirinya,

Seharusnya kita berfokus pada perbaikan diri sendiri dan berpikir apa yang terbaik yang bisa diberikan dalam hubungan tersebut agar lebih unik.

4. Tidak berkomunikasi secara baik.
Agar masalah atau kekhawatiran dapat diselesaikan dalam suatu hubungan yang ingin sepenuhnya berkembang, maka harus ada komunikasi. Baik, terbuka, jujur dan yang terpenting tidak saling menghakimi.

Masalah muncul ketika salah satu pasangan tidak bersedia untuk berbagi. Ini berarti bahwa benjolan dalam hubungan akan membawa semuanya turun, karena mereka tidak dapat berbicara satu sama lain dan melihat apakah masalah itu bisa diperbaiki.

Masalah lain muncul ketika salah satu pasangan bersedia untuk berbicara, tetapi yang lain tidak bersedia untuk mendengarkan atau mendiskusikan masalah tersebut.

Ini tidak hanya dapat menyakiti perasaan, tapi hubungan apapun tidak akan bisa melewati sikap keras kepala seperti ini, dan tidak ada masalah yang akan diselesaikan dengan cara-cara seperti ini.

5. Tidak berkompromi.
Setelah mereka berkomunikasi mereka tidak dapat melepaskan "sisi mereka."

Padahal dalam rangka membangun hubungan yang sehat, masing-masing pasangan harus bersedia untuk berkompromi. (Untuk batas tertentu, karena ada hal-hal penting tertentu yang setiap orang harus tahu diri, tidak boleh dikompromikan.)

Mendengarkan secara empati dan melepaskan pendapat kita untuk benar-benar mendengarkan. Kemudian melepaskan ego untuk mengorbankan sebagian dari apa yang kita inginkan, sehingga pasangan bisa mendapatkan sebagian dari apa yang ia inginkan, adalah cara paling efektif memperdalam suatu hubungan.

Kita belajar metode ini cukup awal dalam hidup kita, dimana ketika kita didesak untuk berbagi dengan saudara dan teman-teman bermain kita saat kecil, tetapi beberapa dari kita melupakan alat yang sangat mendasar ini saat menerapkannya ke hubungan ketika kita dewasa.

6. Memilih hubungan berdasarkan hal-hal yang bersifat eksternal, seperti penampilan, status sosial, atau jenis kelamin. Hal ini menyebabkan hubungan menjadi dangkal dan pasti akan gagal jika mereka tidak bisa berhubungan pada tingkat yang lebih dalam.

Kita harus mau melihat pasangan dengan melihat ke dalam jiwa, atau esensi. Kita bisa saja tertarik ke seseorang melalui hal-hal yang bersifat eksternal(penampilan), tapi cinta hanya bisa terwujud bila melibatkan hal-hal yang internal (hati).

7. Tidak membawa sukacita bagi satu sama lain.
Dalam setiap hubungan cinta akan ada waktu yang mudah dan ada waktu yang sulit, seperti yang sudah kita bahas di point nomor satu.

Tapi setiap siklus suatu hubungan pasti akan berakhir dikeadaan yang baik lagi, jika sebuah hubungan mampu bertahan pada masa sakit (masalah) daripada yang hanya mau bertahan karena sedang dalam masa sukacita (gembira).

Kata-kata paling bijaksana yang pernah saya dengar adalah bahwa "Hidup tidak seharusnya menyakitkan." Cinta harus membawa sukacita bagi setiap pasangan yang terlibat.

Ketika pasangan terus mencoba untuk membuatnya bekerja, tanpa perasaan sukacita, maka mereka telah terjebak sendiri dalam ketidaklayakan, atau mungkin karma suatu hubungan.

Setiap orang dan hubungan adalah unik, dan membutuhkan hati yang benar-benar sadar dan pikiran untuk menguraikan kebenaran.

Setiap orang harus mampu melihat ke dalam diri mereka sendiri dan melihat mana hubungan yang memuaskan bagi mereka, yang layak diperjuangkan; dan mana yang tidak.
--------
Diterjemahkan dari :
Fractal enlightenment.

Tidak ada komentar:

Adventure pucuk merah